Banyak pertanyaan ketika penulis memposting sebuah artikel tentang kehidupan Rumah Tangga Ta'adud/Poligami Syar'i di beberapa media sosial yang umumnya berasal dari kalangan Ummahat.

Tak jarang pertanyaan itu berkamuflase menjadi sebuah sindiran keras atau cenderung tendensius yang menghukumi secara sepihak pihak tertentu, bisa suaminya sendiri, kerabatnya atau siapapun.

Bahkan terkadang penulis mendapat kecaman karena dianggap memihak para suami (saja), padahal penulis selalu menjaga asas keadilan dan keilmuan dalam segala penulisan melalui pengalaman pribadi maupun rekan rekan sesama praktisi.

Penulis menjadi merasa tertarik untuk membahasnya lebih jauh sebatas apa yang dipahami dan coba bersikap adil diantara pihak pihak yang mungkin terlibat didalam pertanyaan itu.

"Bagaimana hukumnya seorang suami yang tidak menafkahi istri pertamanya setelah sisuami menikah lagi ? "

"Bagaimana Islam memandang seorang suami yang menelantarkan nafkah istri keduanya dan lebih mendahulukan nafkah istri pertamanya ? "

"Kebanyakan laki laki yang sudah menikah lagi, mereka mengabaikan nafkah kepada istri pertamanya. Benar benar gak beres!"

Penulis bisa jabarkan lebih banyak lagi pertanyaan senada bahkan yang sangat tendensius.

Untuk kalian para Ummahat yang Hanif, Ummahat yang Allah jaga lisan dan hatinya dari buruknya dugaan, sekiranya Allah takdirkan dirimu menjadi istri pertama,kedua,ketiga atau keempat. Bersabarlah dan kuatkan kesabaranmu. Perbaikilah sangkamu kepada Allah terkait Rizki, berikanlah doa terbaik bagi suamimu disaat lapang ataupun sempit.

Janganlah kalian pernah mengumpatnya atau mendoakan keburukan baginya, karena keburukan yang menimpa padanya tentu juga akan menimpa padamu dan kebaikan yang melekat padanya dengan sebab doamu tentu akan juga dirasakan oleh mu.....

Rizkimu dan nafkah yang engkau nikmati bukanlah pemberian suami pada hakekatnya, tapi Allah taala yang telah memberikannya, baik dari tangan suamimu, atau mungkin langsung kepada dirimu. Darimanapun ia datang, syukurilah dan jadikan itu sebagai wasilah beribadah kepada Allah taala dan taat pada suamimu.

Ya, lagi lagi tidak ada kata yang tepat untuk menjawab segala pertanyaan dan keluhan melainkan BANYAK BANYAKLAH BeRSYUKUR.

Ya, bersyukur atas apa apa yang Allah taala berikan kepadamu atas nafkah dan Rizki yang lainya. Sekiranya ada kekurangan dibeberapa sisi, maka lihatlah kelebihan disisi yang lain.

Ya ummahat, berhati hatilah dari sikap menghukumi suamimu. Menghukumi dengan umpatan, celaan dan menyebar kekurangannya. Sungguh, satu aib yang engkau buka tentang dirinya, maka sama saja engkau telah menelanjangi dirimu sendiri.

Ya Ummahat, BERSABARLAH dan KUATKAN KESABARANMU. Sabar dari hasutan pihak manapun. Sabar dari godaan melepaskan ikatan lehermu (pernikahan) darinya.
Banyak banyaklah bersyukur dan selalu hiasai diri dengan kesabaran dan selalu menguatkannya.

Jangan sampai kalian menjadi wanita wanita dipinggir jalan dan bodoh yang pada akhirnya akan menjadi PENGKHIANAT SUAMIMU SENDIRI!

Waspadalah dari sebuah penyakit kaum kebanyakan dari kalian :
#
#
#
#
#
"JIKA ADA SATU ATAU DUA KESALAHAN SUAMI, SEOLAH OLAH TIDAK ADA/MENGHILANGKAN KEBAIKAN YANG PERNAH IA LAKUKAN. Malangnya, sikap ini cenderung akan menggelincirkan kalian pada sikap KUFUR NIKMAT, bojo ngono Yo Ojo dipesakno, Ojo ditukar tambah, kecuali terpaksa..."
Itu saja malam ini.........
--------------*
Disamping pelipur lara duo calon pria mempesonah
Ttd,
Pria mempesonah.
09 Januari 2017.
Sumber akun fb Vickyku Vickymu Vickykita